Proses Perkembangan Ilmu Fiqih

 (Fase Kejumudan)

Oleh: Ahmad Faisal, Lc, M.E


Perkembangan ilmu fiqih mulai berhenti, jumud dan statis dari pertengahan abad keempat hijriah hingga keruntuhan Baghdad pada tahun 656 hijriah. Fenomena kejumudan terlihat dari berhentinya ijtihad dan banyak ulama yang mencukupkan diri dengan catatan, matan dan ringkasan dari buku-buku fiqih induk. Para ulama cenderung kepada sikap taqlid dan berpegang pada madzhab fiqih masing-masing.


Meski kejumudan mendominasi fase ini, tetapi masih ada kehadiran mujtahid mutlak ataupun mujtahid madzhab tertentu seperti Ibnu Qayyim, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qudamah, Ibnu Katsir, Ibnu Hajar dan lain-lain.

Beberapa sebab kejumudan dan berhentinya ijtihad pada fase ini:

Kestabilan politik sangat mempengaruhi perkembangan ilmu dan ahlinya. Di masa stabilnya negara Islam, para ulama mendapat penghormatan dan dukungan sangat besar sehingga ilmu pengetahuan pun berkembang pesat. Akan tetapi ketika pemerintahan melemah dan keamanan terancam, maka ulama pun sibuk mempertahankan diri, keluarga, harta dan tanah air sehingga ilmu pengetahuan berhenti berkembang.

 

Meski mengalami kejumudan, tetapi masih ada karya bagus yang muncul di fase ini, yaitu tersusunnya kaidah-kaidah fiqih. Para ulama yang menulis kumpulan kaidah-kaidah fiqih yaitu: Al-Karahi, An-Nasafi, Ibnu Najim, Faruq Al-Qarafi, Al-Juwaini dan ‘Izz bin Abdis Salam.


Ada juga ulama yang berusaha menghidupkan lagi budaya ijtihad seperti Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim dan lain-lain.

Fase ini sangat panjang bahkan masih terasa bekas-bekasnya hingga zaman kita sekarang. Disebabkan kurangnya tekad untuk berijtihad menggali langsung dari Al-Quran dan As-Sunnah untuk menjawab permasalahan baru. Ada pula sekelompok orang yang menggampangkan ijtihad sehingga membuka pintu sebebasnya. Maka sikap terbaik adalah pertengahan, berusaha menapaki tahapan menuju ijtihad, mengikuti arahan ahli ijtihad dan tidak memberi hak ijtihad bagi yang belum memenuhi syarat-syaratnya. 

Referensi:

 د. ناصر بن عقيل الطريفي, تاريخ الفقه الإسلامي (الرياض: مكتبة التوبة, 1418)