Isra Mi'raj: Perjalanan Langit yang Membumi
Suatu ketika sosok teladan umat yang senantiasa tampil mempesona & cerah, ternyata berubah menjadi sedih. Peristiwa duka datang berturut-turut, yaitu wafat istri dan pamannya yang begitu dicintai. Meski tidak semuanya beriman tapi keduanya adalah pembela terdepan dalam menjaga dakwah Islam. Maka muncul istilah 'Aamul Huzni' yang bermakna tahun kesedihan.
Di tengah kesedihan & perlawanan keras kafir Quraisy terhadap Rasul dan pengikutnya, terjadilah kejadian luar biasa di malam hari. Kejadian yang menandai awal transisi kepemimpinan peradaban manusia.
Di malam itu datanglah malaikat Jibril yang menjemput Nabi Muhammad dari Mekkah. Mereka berangkat dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha. Di bumi Palestina itulah estafet kepemimpinan umat manusia dialihkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya. Hal itu ditandai dengan majunya Nabi Muhammad sebagai imam shalat bagi para nabi sebelumnya.
Kemudian beliau dan malaikat Jibril melesat ke langit tertinggi dengan kendaraan bernama Buraq. Ketika melewati langit, beliau bertemu dengan para Nabi dan melihat kondisi penduduk surga maupun neraka.
Rasulullah terus melesat naik hingga tiba di Sidratul Muntaha. Di ruang tersebut beliau melihat tanda kekuasaan Allah yang luar biasa. Beliau diizinkan berkomunikasi secara langsung dengan Allah Azza wa Jalla tanpa perantara. Dalam dialog yang agung itu, diberikan perintah yang istimewa yaitu kewajiban shalat 5 waktu. Perintah istimewa yang disampaikan tanpa perantara dari Tuhan kepada utusanNya.
Perjalanan 1 malam yang luar biasa namun sulit dipercaya oleh orang-orang yang belum beriman. Seiring kemajuan teknologi manusia ternyata perjalanan tersebut bisa dijelaskan dengan perkiraan ilmiah. Bagi orang beriman, semua yang berasal dari Allah & Rasulullah adalah benar meski belum dijangkau oleh akal yang terbatas.
Kini perjalanan langit itu telah membumi. Setiap tahun selalu diperingati untuk memelihara memori sejarah agung. Sejarah yang menyadarkan Rasulullah & umatnya bahwa begitu luas bumi Allah dan semuanya akan disinari oleh cahaya Islam. Sejarah yang menjadi sinyal bahwa kekuatan Allah selalu ada untuk menyokong para pendakwah di jalanNya.
- Ahmad Faisal -